Hipertensi: Penyakit Diam yang Mengancam Kesehatan
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah salah satu penyakit yang sering disebut sebagai “silent killer” atau pembunuh diam-diam. Penyakit ini tidak hanya bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang, tetapi juga meningkatkan risiko kematian dan komplikasi serius jika tidak segera ditangani. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi didefinisikan sebagai kondisi di mana tekanan darah sistolik (tekanan darah saat jantung berkontraksi) mencapai 140 mmHg atau lebih, dan tekanan darah diastolik (tekanan darah saat jantung beristirahat) mencapai 90 mmHg atau lebih. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal.
Untuk memahami lebih dalam tentang hipertensi, berikut ini adalah informasi lengkap mengenai klasifikasi, gejala, faktor penyebab, cara pengendalian, serta langkah-langkah pencegahannya.
Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi memiliki beberapa derajat yang dikelompokkan berdasarkan angka tekanan darah. WHO memberikan pedoman klasifikasi tekanan darah sebagai berikut:
- Optimal: Tekanan darah sistolik < 120 mmHg dan diastolik < 80 mmHg.
- Normal: Tekanan darah sistolik 120-129 mmHg dan diastolik 80-84 mmHg.
- Normal-Tinggi: Tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 85-89 mmHg.
- Hipertensi Derajat 1: Tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg.
- Hipertensi Derajat 2: Tekanan darah sistolik 160-179 mmHg dan diastolik 100-109 mmHg.
- Hipertensi Derajat 3: Tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg.
- Hipertensi Sistolik Terisolasi: Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik < 90 mmHg.
Gejala Hipertensi
Seringkali, hipertensi tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengidapnya. Namun, ada beberapa gejala yang bisa muncul pada penderita hipertensi, terutama jika tekanan darah sangat tinggi. Gejala-gejala tersebut meliputi:
- Sakit Kepala: Terutama pada pagi hari atau setelah bangun tidur.
- Gelisah: Perasaan cemas atau gelisah yang berlebihan.
- Jantung Berdebar-debar: Detak jantung yang cepat atau tidak teratur.
- Pusing: Perasaan berputar atau kepala terasa berat.
- Penglihatan Kabur: Gangguan pada penglihatan yang bisa menandakan kerusakan pada pembuluh darah di mata.
- Rasa Sakit di Dada: Terutama saat tekanan darah sangat tinggi.
- Mudah Lelah: Kehilangan energi atau merasa lemas meskipun tidak banyak beraktivitas.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan tekanan darah untuk memastikan apakah Anda mengidap hipertensi.
Faktor Penyebab Hipertensi
Hipertensi dapat dipengaruhi oleh dua jenis faktor: faktor yang tidak dapat diubah (genetik) dan faktor yang dapat diubah (gaya hidup). Mengetahui faktor-faktor ini penting untuk upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi.
1. Faktor yang Tidak Dapat Diubah
- Usia: Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.
- Jenis Kelamin: Pria cenderung lebih berisiko mengalami hipertensi pada usia muda, sementara wanita lebih berisiko setelah menopause.
- Keturunan: Riwayat keluarga dengan hipertensi meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalaminya.
2. Faktor yang Dapat Diubah
- Stres: Stres kronis dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
- Berat Badan: Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko hipertensi.
- Penggunaan Kontrasepsi Oral: Penggunaan pil KB pada wanita dapat mempengaruhi tekanan darah.
- Konsumsi Garam Berlebihan: Terlalu banyak garam dalam makanan meningkatkan retensi cairan dalam tubuh, yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.
- Kebiasaan Merokok: Nikotin dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak pembuluh darah.
- Pendidikan dan Pekerjaan: Tingkat pendidikan yang rendah atau pekerjaan yang menuntut stres tinggi juga dapat menjadi faktor risiko.
Cara Mengendalikan Hipertensi
Mengendalikan hipertensi sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Salah satu cara efektif untuk mengendalikan hipertensi adalah dengan mengikuti prinsip PATUH, yaitu:
- P: Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter.
Pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat penting, bahkan jika Anda merasa tidak ada gejala. Hal ini memungkinkan deteksi dini dan pencegahan komplikasi lebih lanjut. - A: Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur.
Hipertensi memerlukan pengobatan yang teratur. Jangan berhenti mengkonsumsi obat hipertensi tanpa konsultasi dokter, meskipun Anda merasa tidak ada gejala. Pengobatan yang teratur membantu mencegah komplikasi jangka panjang. - T: Tetap diet dengan gizi seimbang.
Mengatur pola makan yang sehat, terutama diet rendah garam, dapat membantu mengontrol tekanan darah. Konsumsilah makanan yang kaya akan buah, sayuran, dan biji-bijian. - U: Upayakan aktivitas fisik dengan aman.
Olahraga teratur seperti bersepeda, berenang, atau berjalan kaki dapat menurunkan tekanan darah. Namun, penting untuk memilih jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, terutama jika ada masalah jantung. - H: Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.
Merokok dan mengkonsumsi alkohol berlebihan memperburuk hipertensi dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Hindarilah kebiasaan tersebut untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.
Pencegahan Hipertensi
Pencegahan hipertensi jauh lebih baik daripada pengobatan. Beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi antara lain:
- Mengurangi Asupan Garam: Batasi konsumsi garam dalam makanan untuk menghindari peningkatan tekanan darah.
- Makan Lebih Banyak Buah dan Sayuran: Makanan yang kaya kalium, magnesium, dan serat dapat membantu menurunkan tekanan darah.
- Aktivitas Fisik Secara Teratur: Olahraga yang cukup membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
- Tidak Merokok: Merokok menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
- Membatasi Asupan Makanan Tinggi Lemak Jenuh: Kurangi makanan tinggi lemak jenuh, seperti daging merah, gorengan, dan makanan cepat saji.
- Menghilangkan/Mengurangi Lemak dalam Makanan: Pilihlah lemak sehat, seperti minyak zaitun, dan hindari lemak trans yang dapat merusak pembuluh darah.
Kesimpulan
Hipertensi adalah masalah kesehatan yang tidak boleh dianggap remeh, terutama karena sering kali tidak menunjukkan gejala sampai mencapai tingkat yang berbahaya. Dengan deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan perubahan gaya hidup, hipertensi dapat dikelola dan komplikasinya dapat dicegah. Mengurangi risiko hipertensi dengan mengatur pola makan, rutin berolahraga, menghindari stres, dan tidak merokok adalah langkah penting yang bisa diambil untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah kita.
Jaga tekanan darah Anda dengan cermat dan lakukan pemeriksaan rutin, karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
Referensi :
Kemenkes, diakses pada 2024. Bagaimana Cara Mengendalikan Penyakit Hipertensi?
yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2004/bagaimana-cara-mengendalikan-penyakit-hipertensi