Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama pada anak di Indonesia dan Papua. Namun, pengetahuan dan keterampilan orangtua/keluarga untuk mendayagunakan bahan rumah tangga masih terbatas. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua/keluarga tentang pencegahan dan penanganan diare dengan pemanfaatan bahan rumah tangga di masa pandemi Covid-19. Program pengabdian ini berbentuk edukasi kesehatan dengan pretest dan posttest yang melibatkan orangtua/keluarga pasien di Poliklinik Anak RSUD Abepura. Edukasi kesehatan menggunakan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Hasil uji dependent paired t-test menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata pengetahuan peserta sebelum dan setelah diberikan edukasi (p value = 0.001), dengan peningkatan pengetahuan dalam kategori sedang (rerata N-Gain: 0,33). Selain itu, mayoritas peserta dapat melakukan simulasi mencuci tangan dengan benar (90%) dan membuat larutan gula garam dan oralit secara mandiri (85%). Program edukasi yang berkelanjutan perlu untuk ditingkatkan dengan melakukan kolaborasi dengan instansi terkait dan elemen masyarakat guna menekan kasus diare dan komplikasinya pada anak.
Menurut World Health Organization (WHO, 2017), terdapat lebih dari 1.7 miliar kasus diare di dunia yang dilaporkan pada semua kelompok umur. Diare merupakan urutan kedua dari penyakit penyebab kematian pada balita di dunia. Angka kematian yang disebabkan oleh diare di dunia mencapai 11% dengan balita sebagai kelompok paling berisiko. terdapat sekitar 525 ribu anak balita meninggal dunia setiap tahun akibat diare (WHO, 2017). Di Indonesia, diare dikategorikan sebagai salah satu penyakit endemik. Hal ini didukung oleh data angka morbiditas dan mortalitas diare yang sangat tinggi setiap tahun dan berpotensi menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian (Kemenkes RI, 2019). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 menunjukkan insiden penyakit diare pada balita 10,2% dan 3,5% pada semua kelompok umur (Kemenkes RI, 2018). Sedangkan menurut Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019, diare merupakan penyebab kematian pertama pada balita di Indonesia, dengan prevalensi 10,7% (Kemenkes RI, 2020). Data-data ini menunjukan bahwa diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanganan telah dilakukan.
Metode Pelaksanaan
Tempat dan Waktu. Program pengabdian ini dilaksanakan di Ruang tunggu Poli Anak RSUD Abepura, Kota Jayapura pada hari Jumat 7 Mei 2021. Khalayak Sasaran. Komunitas target kegiatan ini adalah orangtua/keluarga pasien balita yang berobat di Poliklinik Anak di RSUD Abepura dengan kriteria berusia >17 tahun, bersedia mengikuti kegiatan penyuluhan dan dapat membaca dan menulis. Peserta kegiatan ini berjumlah 22 orang. Metode Pengabdian. Kegiatan pengabdian ini menggunakan tiga metode, yakni penyuluhan, demonstrasi dan observasi. Kegiatan penyuluhan diawali dengan pretest dan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan media booklet dan powerpoint. Setelah itu, dilakukan demonstrasi praktik cuci tangan dengan teknik yang benar menggunakan alat dan bahan, seperti sabun, hand-sanitizer, dan tisu serta demonstrasi cara membuat larutan oralit dari bahan rumah tangga dengan menggunakan air mineral, gelas, gula, garam, oralit dan sendok. Setelah demonstrasi dilakukan, observasi dilakukan untuk menilai kemampuan peserta dengan menggunakan lembar observasi. Pada tahap akhir dilakukan evaluasi kegiatan melalui post-test. Indikator Keberhasilan. Tolak ukur keberhasilan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya pengetahuan peserta minimal 50%, Selain itu, meningkatnya keterampilan demonstrasi cuci tangan dan pembuatan larutan rehidrasi dari bahan rumah tangga minimal 50%. Metode Evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur peningkatan nilai pre-test pada post-test dan lebih lanjut ditunjukkan
Hasil dan Pembahasan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada Jumat 7 Mei 2021 di Poliklinik Anak RSUD Abepura, yang berlangsung selama 60 menit, pada pukul 09.00-10.00 WIT. Kegiatan ini dihadiri oleh 22 orangtua/keluarga pasien yang mengunjungi poliklinik anak sebagai peserta kegiatan. Karakteristik peserta kegiatan disajikan pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1, mayoritas peserta kegiatan pengabdian berjenis kelamin perempuan (73%) dan sebagian besar berusia dewasa awal (55%) dan paling sedikit berusia lansia akhir (9%). Mayoritas pesertakegiatan berjenis kelamin perempuan. Peserta kegiatan didominasi oleh perempuan karena pada umumnya ibu memiliki peran dan fungsi sebagai caregiver dalam keluarga, terutama ketika anggota keluarga mengalami sakit. Menurut Efendi (1998), sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anak. Ibu memiliki peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Kesimpulan
Pengetahuan dan keterampilan peserta pengabdian tentang pencegahan dan penanganan diare pada balita di masa Pandemi Covid-19 dengan pemanfaatan bahan rumah tangga meningkat sesudah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi.
Referensi:
Poltekes Tasikmalaya, diakses pada 2024. Edukasi Pencegahan dan Manajemen Diare pada Balita Berbasis Pemanfaatan Bahan Dasar Rumah Tangga pada Masa Pandemi Covid-19 di RSUD Abepura.
journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi/article/download/22598/10558